>
Foto: Proses pembuatan masker (Wayan)
Wayan Diana, salah ketua Karang Taruna Wira Abdi Patria Desa Mentoro menjelaskan awalnya berniat untuk membeli masker dan akan dibagikan kepada warga, namun ternyata hampir diseluruh pelodok Pacitan kehabisan stok dan kalaupun ada harganya mahal. Berawal dari situlah muncul ide untuk memproduksi masker sendiri. Dia bekerjasama dengan penjahit yang ada diwilayahnya untuk memproduksi masker tersebut.
Bahan dibeli dari luar Pacitan dan diproduksi ditempat Samsudin, salah seorang penjahit yang ada di wilayah Desa Mentoro. Meskipun baru pertama kali membuat masker dan tidak serapi buatan pabrik, namun dirinya yakin masker tersebut aman digunakan karena bahannya dipilih berdasarkan kualitas.
“kami tidak bermaksud mengambil keuntungan dari masker ditengah bencana virus covid-19, niat awal kami hanya untuk menolong warga sekitar dan petugas yang kesulitan mendapatkan masker” ujar Samsudin, penjahit seragam.
Pria yang saat ini sedang menempuh kuliah di STIT Muhammadiyah ini juga mengaku kebanjiran order, hal itu terjadi saat dirinya mengunggah hasil kaya masker kain pertamanya di sosial media. Meskipun orderan datang dari berbagai organisasi kemanusiaan, dirinya tidak serta merta menyanggupi mengingat dirinya tidak punya karyawan dan masih kekurangan modal.
“kami tidak berfikir ke arah bisnis, harga kami buat seminimal mungkin agar bisa dijangkau masyarakat, bahkan dibawah masker biasa” tambahnya. Selain dirinya, ada beberapa penjahit lokal Mentoro yang terlibat dalam pembuatan masker home made ini. (Fat)