Notification

×

Iklan

Buy template blogger

Iklan

Buy template blogger

Indeks Berita

Pesan Idul Fitri Haedar Nashir : Tidak Boleh Lengah Atas Nama Berdamai

Minggu, 24 Mei 2020 | Mei 24, 2020 WIB Last Updated 2020-05-24T14:09:29Z
>
Foto: Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir

Yogyakarta (24/05) Pacitansatu.com —Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir memanfaatkan
momentum Idul Fitri 1441 H dengan menyapa para tenaga medis baik dokter maupun perawat
rumah sakit Muhammadiyah yang saat ini merawat pasien Covid-19, pasien Covid-19 yang
sudah sembuh, keluarga pasien Covid-19 dan warga Muhammadiyah di luar negeri yang tidak
bisa pulang ke tanah air karena wabah Covid-19 dalam program “Haedar Menyapa”. Program
ini ditayangkan langsung melalui TV dan jaringan media sosial Muhammadiyah.
Kepada semua tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat yang disapa melalui aplikasi
telekonferens tersebut Haedar Nashir menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya karena
telah berjuang merawat para pasien Covid-19. “Saya selalu menyebut dengan penuh
pertaruhan jiwa sehingga PP Muhammadiyah selain mengapresiasi, bahkan selalu
menggunakan kata ini sebagai jihad fi sabilillah,” katanya.
Para tenaga kesehatan yang disapa berasal dari RSI Jakarta Cempaka Putih (dokter Dimas dan
perawat Ulyarni), RS Muhammadiyah Siti Khotijah Sidoarjo (dokter Nining dan perawat Lina
Melati), RS Muhammadiyah Palangkaraya (dokter Agus Candra dan perawat Rini), dan
direktur RS Muhammadiyah Palembang, dokter Widodo Pangestu.
Sementara pasien sembuh adalah sepasang suami istri (Suyono dan istri) yang sembuh dari
Covid-19, dulunya dirawat di RS Siti Khotijah Kediri dan seorang pasien sembuh bernama
Savina yang pernah dirawat di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo.
Untuk keluarga pasien adalah Siti Nur Febrianti, salah seorang kader Ikatan Pelajar
Muhammadiyah (IPM) dari Tanah Abang Jakarta, sedangkan warga Muhammadiyah yang
berada di luar negeri yaitu satu orang di Taiwan, yaitu Yuniar Wardani.
Dokter Dimas dari RSI Jakarta Cempaka Putih menyampaikan bahwa tidak bisa dipungkiri
awalnya mempunyai rasa khawatir bahkan takut ketika harus menangani pasien Covid-19.
“Ada rasa kekhawatiran dan kecemasan bagi tenaga medis, tapi alhamdulillah rumah sakit
memfasilitasi dengan APD yang memadai dan ruang perawatan isolasi yang standar,” katanya.
Saat ditanya duka dalam menangani pasien Covid-19, para nakes menyampaikan perihal
penolakan dari pasien dan keluarga terhadap kondisi yang dialami. Ini seperti yang
diungkapkan oleh dokter Sri Widianingsih dari RS Siti Khotijah Sidoarjo. “Ada pasien-pasien
yang menolak dan bahkan melarikan diri sehingga membutuhkan upaya ekstra untuk
mengedukasi bahwa mereka adalah Pasien Dalam Pengawasan (PDP),” ujarnya.
Terkait kebutuhan Alat Perlindungan Diri (APD) saat ini, semua tenaga kesehatan yang
disapa Haedar Nasir mengatakan sudah terpenuhi bahkan mempunyai cadangan untuk
beberapa bulan ke depan seperti diungkapkan dokter Widodo Pangestu, direktur RS
Muhammadiyah Palembang. “Kita disini APD cukup untuk dua bulan ke depan karena
dibantu hampir semua pihak di Palembang baik persyarikatan maupun lainnya,” ungkapnya.
Sementara tiga orang pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 yaitu Suyono dan istrinya yang
pernah dirawat di RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri, serta Savina yang pernah
dirawat di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo. Ketiganya mengungkapkan bahwa pelayanan
di RS Muhammadiyah tempat mereka dirawat sangat baik. “Alhamdulillah tim medis dengan
pasien bisa bekerja sama, berjuang bersama-sama dengan bagus sekali. Tim medis sabar
banget memberi motivasi,” ungkap Istri Suyono.
Dari keluarga pasien Covid-19 ada Siti Nur Febrianti yang merupakan bendahara IPM Cabang
Tanah Abang Jakarta, tiga anggota keluarganya yaitu ayah, ibu dan seorang kakaknya
terpapar Covid-19. Bahkan ayahnya yang merupakan sekretaris Pimpinan Ranting
Muhammadiyah Kebon Melati, Tanah Abang meninggal dunia pada tanggal 13 Mei yang lalu,
sementara ibu dan kakaknya masih dirawat di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.
Terakhir Haedar Nashir menyapa Yuniar Wardani, seorang warga Muhammadiyah yang
berada di Taiwan. Kepada Haedar Nashir, Yuniar Wardani mengucapkan terima kasih
khususnya kepada MDMC yang sudah menyalurkan ribuan masker kepada WNI di Taiwan
saat awal wabah Covid-19 melanda negara tersebut, sedangkan Indonesia belum terkena.
“Kami saat itu mendapatkan stok masker yang banyak dan sangat membantu karena kami di
Taiwan kesulitan mendapatkannya,” katanya.
Menyinggung tentang apakah berdamai atau rasional dalam menangani Covid-19 Haedar
dalam pernyataan penutupnya mengatakan bahwa itu sebenarnya persoalan terminologi saja.
“Poinnya adalah semua harus menangani secara sungguh-sungguh dan tidak boleh lengah
atas nama berdamai dan tidak boleh kita mengabaikan sesuatu atas nama berdamai atau kita
membiarkan sesuatu yang nanti justru bermasalah atas nama berdamai” pungkasnya. (*)
Sumber: Budi Santoso, S.Psi.
Tim Media MCCC PP Muhammadiyah
×
Berita Terbaru Update