Pembukaan Acara Pelatihan UBAH di Sidoarjo.
Kasus persebaran covid 19 di Indonesia yang masih tinggi membuat pemerintah Australia menggandeng PP MDMC melauli program UBAH. Program kemitraan tersebut juga melibatkan NGO Paladium dan Siap Siaga.
Program ini disebar dalam 7 daerah, yaitu Kulon Progo Jogjakarta, Pamekasan, Sidoarjo dan Banyuwangi Jawa Timur. Kegiatan ini juga dilakukan di Denpasar Bali, Lombok Timur dan Sikka Nusa Tenggara Timur. Di Sidoarjo acara ini dimulai tanggal 29-31 Oktober 2021 mengambil tempat di Hotel Aston Sidoarjo. Kegiatan ini melibatkan guru dan warga sekolah SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo sebanyak 25 orang sebagai pesertanya.
Menurut Endang Mulyani Putro, S. Pd, salah satu fasilitator nasional program ubah mengatakan bahwa semangat untuk menuju perubahan dalam menghadapi pandemi covid 19 menjadi kunci dalam melakukan perubahan perilaku.
Ada beberapa hal yang menjadi target dari kegiatan UBAH ini yaitu; Komunikasi Resiko, Kepatuhan Protokol Kesehatan (Prokes), Pemantauan Prokes, dan Managemen Kasus.
Dalam memenuhi target tersebut, program UBAH menggunakan pendekatan TESTS dan EAST dari The Behavioural Insights Team (BIT) Australia, dengan melalui langkah langkah yaitu: Penentuan Target Perubahan, Eksplorasi Hambatan Perubahan, Perumusan Solusi dan Strategi Perubahan, Uji Penerapan Solusi (Trial), Pengukuran Perubahan, dan Scale Up Praktik Baik
Endang Mulyani P, Fasilitator Nasional UBAH
Peserta pelatihan Perubahan Perilaku begitu antusias dalam pelatihan dan Lokakarya Usaha Berubah (UBAH) ini, kondisi pelatihan yang berubah setiap saat tidak membuat surut semangatnya, bahkan semakin bersemangat dengan memegang slogan "TIM UBAH, SIAP BERUBAH".
Perubahan Perilaku Hadapi pandemi Covid-19 di SMAMDA disepakati akan diintegrasikan kedalam proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang diselenggarakan di SMAMDA.
Ada pertanyaan menarik dari salah satu peserta, "Apakah perubahan perilaku dalam program UBAH bisa dimasukan dalam Profil Pelajar Pancasila?" Menanggapi pertanyaan itu Endang menjawab bahwa sudah menjadi keharusan, jika perubahan perilaku dalam menghadapi pandemi Covid-19 harus menuju ketercapaian Profil Pelajar Pancasila.
Kegiatan UBAH ini juga mengusung ruh Gender Equality, Disability and Social Inclusion (GEDSI), Menurut Endang, pengarusutamaan Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial dalam pendidikan sangat diperlukan. Apalagi, dasar pengarusutamaan GEDSI di pendidikan juga sudah jelas, mulai dari UU, Instruksi Presiden, Peraturan Menteri Agama dan Mendikbud.
Menurut Endang, ada sejumlah alasan pentingnya pengarusutamaan GEDSI di lembaga pendidikan. Pertama, kesenjangan gender dan pembedaan sosial masih terefleksi pada sistem pendidikan yang ada. Kedua, adanya formal equality belum memberi kepastian kepada praktik pendidikan yang berkeadilan bagi kelompok marginal.
Ketiga, model, sistem, struktur, dan budaya pendidikan masih dijumpai diwarnai pola segregasi yang seksis. Keempat, sangat sedikit dijumpai sistem pendidikan yang menerapkan kesetaraan substantif. Kelima, praktik dalam dunia pendidikan masih dijumpai adanya diskriminasi pada kelompok rentan. Keenam, praktik pendidikan masih dijumpai melanggengkan nilai-nilai pembakuan peran gender yang subordinatif.
Ditempat yang sama Moh. Ernam, M. Pd, Manager Area kegiatan UBAH Sidoarjo mengatakan bahwa kegiatan ini akan dilakukan selama 3 bulan di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo yabg kemudian akan di replikasi di SMA Muhammadiyan 1 Taman Sidoarjo.
Outcome kegiatan ini ada 3, Sekolah Sasaran, Pemangku Kebijakan dan MDMC itu sendiri.
Wigatiningsih, M. Pd, Kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo berharap kegiatan ini mampu mengubah perilaku warga SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo dalam menghadapi pandemi Covid 19.
Dari kegiatan ini juga menghasilkan beberapa jenis KIE yaitu, Poster, Komik, Tik tok disamping juga beberapa contoh RPP 1 lembar yang terintegrasi dengan materi UBAH. (Elpacitano)
