>
Donorojo- Terkenalnya Wayang beber yang sudah menjadi Warisan Budaya Tak Benda di tingkat nasional bahkan internasional, ternyata tidak diimbangi ditingkat regional kabupaten. Banyak generasi muda yang tidak paham apa itu wayang beber bahkan ceritanya tentang apa.
Hal itu menjadi kegelisahan tersendiri bagi pengurus Dewan Kesenian Pacitan. Bergandeng tangan dengan pemerintah desa Gedompol dan SMPN 4 Donorojo, DKP menginisiasi kegiatan Festival Wayang Beber.
Salah satu agenda dari kegiatan ini adalah mengadakan workshop melukis dan membuat produk kreatif yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Donorojo pada 30 Agustus 2023. Kegiatan yang diikuti hampir 70 siswa dari beberapa sekolah SMP dan SD diwilayah Donorojo ini disamping membuat produk kreatif berupa totebag, sarung bantal dan taplak meja, juga mengenalkan beberapa tokoh yang ada dalam wayang beber, seperti Joko Kembang Kuning, Dewi Sekartaji dan Nolodremo.
Ardi, salah satu peserta ketika ditunjukkan tokoh wayang beber, ternyata dia salah menebak nama tokoh tersebut. Ketika ditanya panitia, ternyata ia sama sekali belum pernah melihat pementasan wayang beber ini, sehingga ia tidak tau nama tokoh yang ditunjukkan tadi. "Saya senang sekali mas, selain bisa mengenal tokoh wayang beber, saya juga diajarkan melukis tokoh tersebut ke totebag" ujar Ardi ditanya Pacitansatu.com.
Ditempat yang sama Wangsit Kurniawan, kepala sekolah SMPN 4 Donorojo mengatakan sangat senang dengan diadakannya kegiatan ini. "Ini (workshop wayang beber) adalah salah satu bentuk implementasi kurikulum merdeka. Dalam kegiatan ini kami bisa mengimplementasikan 2 tema P5 sekaligus, yaitu kearifan lokal dan kewirausahaan. "Tentunya selain bisa membuat murid lebih mengenal pada cerita lokal, siswa kami juga belajar berwirausaha dengan membuat produk kerajinan yang bersifat kearifal lokal" ujar Wangsit disela-sela acara.
Sementara itu, Khoirul Amin, ketua Dewan Kesenian Pacitan mengatakan bahwa kegiatan ini adalah untuk membumikan kembali kesenian wayang beber yang merupakan kesenian khas Pacitan. "Keresahan kami ketika melihat anak anak tidak memahami tentang wayang beber. Mereka ternyata juga tidak paham tentang cerita dan tokohnya, tentunya ini sangat miris mengingat Gedompol terutama Karangtalun ini merupakan tempat yang dikenal sebagai bumi wayang beber." ujarnya ke Pacitansatu.com. "Kami berharap, kegiatan kami mampu membuat kesenian wayang beber ini mampu moncer lagi dan dikenal semua kalangan, serta mampu menaikkan ekonomi masyarakat melalui produk-produk kreatif yang dihasilkan" pungkasnya (elp)