Notification

×

Iklan

Buy template blogger

Iklan

Buy template blogger

Indeks Berita

Laskar Bumi Banaran Gruduk Alun alun Pacitan

Minggu, 19 November 2023 | November 19, 2023 WIB Last Updated 2023-11-25T05:13:30Z
>

 

Doc. karang taruna Kecamatan Donorojo

Minggu, 19 November 2023 Pemerintah kabupaten Pacitan menggelar festival rontek tahunan. Kontingen Kecamatan Donorojo diwakili oleh Desa Cemeng tampil pada hari ke dua dalam pagelaran festival rontek dengan mengangkat tema budaya lokal desa adu kelapa sebagai salah satu aset budaya dikabupaten Pacitan yang perlu dilestarikan.

Dalam kesempatan ini pemerintah Kecamatan Donorojo juga melibatkan generasi muda untuk turut serta dalam kegiatan festival rontek tahun 2023. Sebagai bentuk apresiasi dan menjadi salah satu media belajar sejarah cikal bakal Desa Cemeng yang sesuai dengan adanya petilasan. Seperti makam kuno di Dusun Petung, Goa Songlidah dan goa-goa lainnya di Desa Cemeng yang menjadi saksi bisu bahwa Desa Cemeng sudah dihuni penduduk semenjak dahulu kala. Suatu contoh makam kuno di Dusun Petung menurut cerita dari rakyat, makam tersebut adalah makam dari Punggawa Kerajaan Majapahit yang tidak mau tunduk kepada musuh. Karena dimakamkan di petung maka makam tersebut dinamakan Makam Kyai Ageng Petung, sebutan Kyai Ageng sendiri sesuai pada zamannya adalah Zaman Peralihan: Zaman Majapahit – Islam.

Pada waktu Kyai Ageng tiba di Petung, sudah didiami penduduk yang masih beratap alang  alang. Hal ini sesuai dengan adanya sumber air yang namanya Siraman, lain halnya dengan Goa Songlidah dan goa-goa lainnya di Desa Cemeng ,ada bekas-bekas Batu Rijang yang dapat digunakan untuk membuat api dan hanya menggunakan emput, (bagian ijuk enau) , dan dari bekas perapian itu menggambarkan sudah ada penduduk sejak zaman dahulu.

Tahun 1825, nama Desa Cemeng disebutkan setelah pecahnya perang Diponegoro .pada waktu itu Bupati Pacitan yang bernama Yayoniman / Bei Ponco Gomo yang bergelar Goyokaryo I dan terkenal dengan sebutan Temenggung Jimat datang ke Dusun Singkil . datangnya Bupati ini karena mendapat tugas dari Mataram untuk melawan Belanda yang dipimpin oleh P. Diponegoro.

Sang Bupati  ke Singkil ini membawa pasukan yang dipimpin oleh Ki Reta Gati, untuk menghadang Belanda diperbatasan barat dari wilayah Pacitan tepatnya di Krapyak Singkil, berminggu-minggu Temenggung Jimat  beserta pasukannya berjaga di perbatasan , ini di bantú oleh warga sekitarnya yang dipimpin oleh bekel Trenggono , yaitu bekel pertama di Cemeng. karena wilayah Pacitan luas, maka Bupati Temenggung Jimat Tiwikrama memohon petunjuk dari Alloh SWT , agar di wilayah Pacitan ini aman. Setelah itu , Ki Temenggung Jimat mengajak adu kelapa muda pemberian sebagai hidangan dari warga dengan pimpinan pasukan yaitu Ki Reta Gati. Ajakan itu diterima setelah berulang kali kelapa muda itu diadu, karena sama-sama sakti baru bisa pecah / sampyuh (pecah semua).

Pecahnya kedua kelapa muda itu menimbulkan keanehan, yaitu : sama- sama mengeluarkan asap tebal. Yang dipegang oleh Temenggung Jimat asapnya tebal dan mengarah ke timur, sedangkan yang dipegang Ki Reta Gati asapnya ke arah barat. Dengan adanya kejadian yang ada di lokasi itu “Kawulaku semua, termasuk kamu Ki Bekel , dengarkan dengan kejadian ini berarti permohonan saya kepada yang maha kuasa telah terkabul, wilayah ini tidak ada musuh yang masuk kalau ada maka daerah ini akan gelap”.

Untuk mengingat peristiwa ini Bupati Temenggung Jimat lalu memberi enam petunjuk diantaranya,

“Kampung sebelah timur itu saya namakan Cemeng/ banaran (lama) dan sebelah barat Kemukus( Plareng,Giritontro, Wonogiri Sekarang), Setiap tahun hari Senin Legi , Bulan Selo (Longkang)warga desa harus mengadakan bersih desa, Dalam bersih desa harus ada adu kelapa, Harus mengadakan hiburan wayang kulit, Bekel Trononggo harus pindah ke tempat yang lebih gelap (Cemeng) dan yang terakhir desa ini ku namakan Desa Cemeng”.

Setelah bersabda, bupati berserta pasukannya minta pamit kembali ke kabupaten, sambil melihat keamanan didesa atau wilayah lain hingga sampai di kabupaten Pacitan dengan selamat. Namun anaknya yang bertugas di Glesung Batu retno tewas dalam pertempuran, kemudian nama “Cemeng” diumumkan oleh Bekel Trononggo, mengganti nama yang sebenarnya yaitu “Banaran”. Dan semua perintah Bupati dilaksanakan oleh bekel untuk pindah dari Singkil ke Banaran (Krajan sekarang)


Doc. karang taruna Kecamatan Donorojo

Berpijak dari sejarah itu koordinator rontek Kecamatan Donorojo, Winarto mengusung kesenian tradisional adu kelapa dari Laskar Bumi Banaran Desa Cemeng.

Demikian sekilas sejarah sebagai aset budaya lokal Desa Cemeng, harapan warga masyarakat dengan adanya festival rontek setiap setahun sekali dapat terus menumbuhkan peluang ekonomi baru dan sekaligus pengembangan potensi kearifan lokal wilayah.

(karang taruna kecamatan donorojo)




×
Berita Terbaru Update