Doc. karang taruna Kecamatan Donorojo |
Minggu, 19 November 2023 Pemerintah kabupaten Pacitan menggelar festival rontek tahunan. Kontingen Kecamatan Donorojo diwakili oleh Desa Cemeng tampil pada hari ke dua dalam pagelaran festival rontek dengan mengangkat tema budaya lokal desa adu kelapa sebagai salah satu aset budaya dikabupaten Pacitan yang perlu dilestarikan.
Dalam kesempatan ini pemerintah Kecamatan Donorojo juga melibatkan generasi muda untuk turut serta dalam
kegiatan festival rontek tahun 2023. Sebagai bentuk apresiasi dan menjadi salah satu media belajar sejarah cikal bakal Desa Cemeng yang sesuai
dengan adanya petilasan. Seperti makam kuno di Dusun Petung, Goa
Songlidah dan goa-goa lainnya di Desa Cemeng yang menjadi saksi bisu bahwa Desa
Cemeng sudah dihuni penduduk semenjak dahulu kala. Suatu contoh makam kuno di
Dusun Petung menurut cerita dari rakyat, makam tersebut adalah makam dari
Punggawa Kerajaan Majapahit yang tidak mau tunduk kepada musuh. Karena
dimakamkan di petung maka makam tersebut dinamakan Makam Kyai Ageng Petung, sebutan
Kyai Ageng sendiri sesuai pada zamannya adalah Zaman Peralihan: Zaman Majapahit
– Islam.
Pada waktu Kyai Ageng
tiba di Petung, sudah didiami penduduk yang masih beratap alang alang. Hal ini sesuai dengan adanya sumber
air yang namanya Siraman, lain halnya dengan Goa Songlidah dan goa-goa lainnya
di Desa Cemeng ,ada bekas-bekas Batu Rijang yang dapat digunakan untuk membuat
api dan hanya menggunakan emput, (bagian ijuk enau) , dan dari bekas perapian
itu menggambarkan sudah ada penduduk sejak zaman dahulu.
Tahun 1825, nama
Desa Cemeng disebutkan setelah pecahnya perang Diponegoro .pada waktu itu
Bupati Pacitan yang bernama Yayoniman / Bei Ponco Gomo yang bergelar Goyokaryo
I dan terkenal dengan sebutan Temenggung Jimat datang ke Dusun Singkil . datangnya
Bupati ini karena mendapat tugas dari Mataram untuk melawan Belanda yang
dipimpin oleh P. Diponegoro.
Sang Bupati ke Singkil ini membawa pasukan yang dipimpin
oleh Ki Reta Gati, untuk menghadang Belanda diperbatasan barat dari wilayah
Pacitan tepatnya di Krapyak Singkil, berminggu-minggu Temenggung Jimat beserta pasukannya berjaga di perbatasan ,
ini di bantú oleh warga sekitarnya yang dipimpin oleh bekel Trenggono , yaitu
bekel pertama di Cemeng. karena wilayah Pacitan luas, maka Bupati Temenggung
Jimat Tiwikrama memohon petunjuk dari Alloh SWT , agar di wilayah Pacitan ini
aman. Setelah itu , Ki Temenggung Jimat mengajak adu kelapa muda pemberian
sebagai hidangan dari warga dengan pimpinan pasukan yaitu Ki Reta Gati. Ajakan
itu diterima setelah berulang kali kelapa muda itu diadu, karena sama-sama
sakti baru bisa pecah / sampyuh (pecah semua).
Pecahnya kedua kelapa
muda itu menimbulkan keanehan, yaitu : sama- sama mengeluarkan asap tebal. Yang
dipegang oleh Temenggung Jimat asapnya tebal dan mengarah ke timur, sedangkan
yang dipegang Ki Reta Gati asapnya ke arah barat. Dengan adanya kejadian yang ada di lokasi itu “Kawulaku
semua, termasuk kamu Ki Bekel , dengarkan dengan kejadian ini berarti
permohonan saya kepada yang maha kuasa telah terkabul, wilayah ini tidak ada
musuh yang masuk kalau ada maka daerah ini akan gelap”.
Untuk mengingat peristiwa
ini Bupati Temenggung Jimat lalu memberi enam petunjuk diantaranya,
“Kampung sebelah timur
itu saya namakan Cemeng/ banaran (lama) dan sebelah barat Kemukus(
Plareng,Giritontro, Wonogiri Sekarang), Setiap tahun hari Senin Legi , Bulan
Selo (Longkang)warga desa harus mengadakan bersih desa, Dalam bersih desa harus
ada adu kelapa, Harus mengadakan hiburan wayang kulit, Bekel Trononggo harus
pindah ke tempat yang lebih gelap (Cemeng) dan yang terakhir desa ini ku
namakan Desa Cemeng”.
Setelah bersabda, bupati berserta pasukannya minta pamit kembali ke kabupaten, sambil melihat keamanan didesa atau wilayah lain hingga sampai di kabupaten Pacitan dengan selamat. Namun anaknya yang bertugas di Glesung Batu retno tewas dalam pertempuran, kemudian nama “Cemeng” diumumkan oleh Bekel Trononggo, mengganti nama yang sebenarnya yaitu “Banaran”. Dan semua perintah Bupati dilaksanakan oleh bekel untuk pindah dari Singkil ke Banaran (Krajan sekarang)
Doc. karang taruna Kecamatan Donorojo |
Berpijak dari sejarah itu
koordinator rontek Kecamatan Donorojo, Winarto mengusung kesenian tradisional adu
kelapa dari Laskar Bumi Banaran Desa Cemeng.
Demikian sekilas sejarah sebagai aset budaya lokal Desa Cemeng, harapan warga masyarakat dengan adanya festival rontek setiap setahun sekali dapat terus menumbuhkan peluang ekonomi baru dan sekaligus pengembangan potensi kearifan lokal wilayah.
(karang taruna kecamatan donorojo)