>
Pacitansatu.com. KOTA. Memperingati bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) MDMC Pacitan menyelenggarakan kegiatan Asah Terampil Relawan : Komunikasi Radio saat Bencana/Darurat. Kegiatan yang diselenggarakan dengan menggandeng BPBD dan ORARI Lokal Pacitan dengan melibatkan potensi relawan dari berbebagai komunitas/organisasi yang ada di Pacitan dilaksanakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah (13/10).
“Dalam berbagai kejadian bencana saluran dan jaringan digital atau modern yang ada di masyarakat padam atau tidak berfungsi, telepon dan internet tidak berfungsi maka teknologi analog yang masih cukup diminati masyarakat adalah radio pilihannya yang berfungsi dalam early warning system (EWS) dan penyebaran informasi dalam manajemen penanggulangan bencana. “Tidak banyak relawan dalam penanggulangan bencana tertarik sebagai operator radio saat tanggap darurat kebencanaan, untuk itulah kami mengadakan kegiatan Asah Terampil Relawan : Komunikasi Radio saat Bencana/Darurat,” ujar Jemi Darmawan – Ketua MLHPB/MDMC Pimpinan Daerah Muhammadiyah dalam laporannya di hadapan Ketua PDM, Kepala Pelaksana BPBD dan segenap relawan peserta yang berjumlah 47 orang di Gedung Dakwah Muhammadiyah Pacitan.
“Kegiatan Asah Terampil Relawan ini adalah bagian dari Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) merupakan kegiatan yang cukup strategis sebagai respon positif adanya hasil kajian para ahli dan BMKG adanya megathrust, bahwa wilayah Kabupaten Pacitan yang berada di selatan pulan Jawa termasuk daerah yang terdampak. Untuk itulah upaya mitigasi dan kesiapsiagaan terus kita laksanakan dengan sungguh-sungguh bersama dengan berbagai pihak,” lanjut Jemi yang juga seorang guru dan pegiat sosial.
Sementara itu dalam pengajian iftitah dan arahan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pacitan sebagaimana disampaikan oleh Dokter Sukamto menyampaikan,”Membangun jaring komunikasi sangat diperlukan dalam keadaan aman dan dalam keadaan bencana. Hablum minannas dan hablum minallah terus kita pelihara sebagai makhluk sosial dan umat beragama”.
Menanggapi laporan Ketua MDMC Dokter Sukamto mengharapkan segenap pengurus MDMC/MLHPB untuk terus merekrut relawan Muhammadiyah sehinggal peran dan bakti relawan Muhammadiyah lebih optimal di tengah masyarakat terutama saat terjadi bencana. “Kami berharap pengurus MDMC terus berupaya merekrut relawan Muhammadiyah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik dan bermanfaat sebagai bagian dakwah Muhammadiyah di tengah masyarakat,” tandas Dokter Sukamto atasnama PDM sebelum mengakhiri pengajian iftitah.
Kegiatan Asah Terampil Relawan : Komunikasi Radio saat Bencana/Darurat dikaitkan dengan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Tahun 2024 pada hari Minggu tanggal 13 Oktober 2024 yang diselenggarakan MDMC Pacitan ini diikuti oleh 50 relawan dari berbagai organisasi/komunitas relawan juga hadir utusan dari dinas/instansi/TNI/Polri. Materi kegiatan adalah Peraturan Kepala BNPB Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pedoman Radio Komunikasi Kebencanaan oleh Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, dan Tatacara dan Etika Komunikasi Radio oleh Ketua ORARI Lokal Pacitan.
Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, menyampaikan hal-hal yang harus dilaksanakan oleh operator radio kebencanaan baik dalam keadaan kehidupan normal maupun dalam keadaan bencana/darurat. “Secara pokok diatur dalam peraturan Kepala BNPB nomor 6 tahun 2013 ini. Apa yang dilakukan oleh BNPB, BPBD Provinsi/Kabupaten Kota, komunitas radio komunikasi dan pihak-pihak lain dalam komunikasi kebencanaan melalui frekuensi radio,” paparan Manajer Pusdalops BPBD mewakili Kepala Pelaksana BPBD Pacitan.
Sesi pemaparan kedua dalam kegiatan tentang frekuensi kerja radio dan sifatnya, band plan amatir radio termasuk frekuensi untuk kegiatan emergensi, tata cara memanggil dalam komunikasi dan etika komunikasi radio. “Dalam komunikasi radio gunakan bahasa yang mudah dimengerti, bahasa yang lugas namun tegas, kita tidak mengenal nama udara dan nama darat, gunakan nama sesuai identitas pribadi operator dan callsign yang sah. Kita hindari ucapan kode-kode komunikasi yang tidak pas dan terkesan biar dianggap lebih dari yang lain. Kita berupaya menggunakan radio untuk berkomunikasi dengan efisien dengan terus belajar dan latih diri, hal ini penting untuk dipahami segenap relawan yang menjadi operator radio baik yang berada di pos maupun di lapangan,” jelas Agus dihadapan 50-an peserta kegiatan yang berasal dari anggota ORARI dan berbagai utusan dari MDMC, RAPI, SAR MTA, Senkom Mitra Polri, juga perwakilan dari Dinas/Instansi/TNI/Polri.
Sebelumnya di halaman Gedung Dakwah Muhammadiyah Pacitan dilaksanakan dilakukan set up radio komunikasi yang dilakukan oleh Tim ORARI Lokal Pacitan yang dipandu oleh Joko W. dengan memperagakan mulai dari pendirian antena dipole/vertikal HF dan pendirian repeater VHF potabel. “ORARI Lokal Pacitan dalam keadaan darurat/bencana siap dengan peralatan yang telah dipersiapkan, isu megathrust yang dipublikasikan oleh BMKG menjadi atensi kami untuk mempersiapkan peralatan dan perangkat radio untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana. Perangkat radio HF, VHF dan repeater portabel dan perangkat komunikasi satelit sudah kami siapkan,”ujar Joko W. YD3CNH dihadapan peserta Asah Terampil Relawan Komunikasi Radio saat Bencana/Darurat.
"Biarpun di lapangan perlu kita perhatikan persyaratan teknis radio, misalnya antenanya tidak match maka kinerjanya menurun, risikonya kinerja radio rendah dan pesan tidak tersampaikan dengan optimal,” tambah Gatot anggota ORARI lainnya. (AHP)